saymen nyanyi

Selamat datang di blog sederhana milik sekumpulan anak muda yang ingin mencoba belajar untuk meraih prestasi setinggi tingginya

Minggu, 20 April 2014

Mulai Kerja Harusnya Saat Kuliah, Bukan Setelah Lulus

Dalam beberapa tahun terakhir sering sekali digelar job fair, terutama di kota-kota besar. Setiap kali ada job fair hampir bisa dipastikan akan selalu penuh sesak, terutama oleh para sarjana. Sering diadakannya job fair bukan berarti lowongan pekerjaan di Indonesia sangat banyak, melainkan karena ketidakcocokan antara yang dicari oleh para perusahaan dengan sarjana-sarjana yang datang mencari. Mayoritas para sarjana tersebut hanya membawa gelar dan ijazah serta indeks prestasi (IP) di atas 3 saja, tanpa ada hal lain lagi.
Banyak yang menganggap bahwa kuliah dan bekerja tidak bisa dilakukan dalam satu periode waktu yang sama. Namun sebenarnya jika diatur dan direncanakan dengan benar maka dua kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan sama baiknya. Tetapi kuliah sambil bekerja di sini bukan dengan niatan untuk dapat uang, melainkan lebih ke arah mencari pengalaman. Caranya adalah dengan bekerja sebagai apprentice. Datanglah ke sebuah perusahaan dan katakan, “Pak, saya punya waktu luang 4 sampai 5 jam per hari. Boleh tidak saya bekerja sebagai apprentice di sini”. Namun jangan datang ke sembarang tempat, tetapi datanglah ke perusahaan yang Anda kagumi (baca: keren). Sedangkan apprentice di sini artinya bekerja tanpa meminta imbalan berupa gaji. Memang tidak semua perusahaan akan mengatakan “iya”, namun tidak semuanya juga akan mengatakan “tidak”. Intinya datang ke perusahaan yang “memberi” Anda banyak ruang untuk belajar dan mendapatkan ilmu serta pengalaman baru.
Saat bekerja sebagai apprentice Anda memang tidak akan mendapatkan imbalan berupa gaji yang berarti, atau bahkan tidak sama sekali. Namun pengalaman serta ilmu yang Anda dapatkan saat bekerja sebagai apprentice pasti akan sangat berguna setelah lulus kuliah. Jika yang lain masih harus “belajar” bekerja setelah lulus, Anda sudah tidak perlu lagi karena sudah menyelesaikan “mata kuliah” tersebut dengan bekerja sebagai apprentice. Bahkan jika bekerja dengan bagus dan memuaskan, Anda mungkin tidak perlu lagi repot-repot untuk melamar kerja setelah lulus. Perusahaan tempat bekerja sebagai apprentice tersebut mungkin akan menjadikan Anda karyawan tetap mereka karena sudah mengetahui kredibilitas dan hasil kerjanya. Kalau pun tidak, pengalaman bekerja sebagai apprentice di perusahaan “keren” tersebut dapat Anda tuliskan dalam resume saat hendak melamar pekerjaan yang tentunya akan menjadi nilai lebih dibanding pelamar lain.
Bekerja sebagai apprentice bukanlah hal yang aneh atau bahkan wajib untuk dilakukan oleh para mahasiswa yang kuliah di negera-negara maju. Banyak sekali orang yang bekerja sebagai apprentice di perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Apple, dan yang lainnya. Mayoritas dari mereka boleh dibilang tidak dibayar sama sekali, karena memang bukan uang yang ingin didapatkan. Pengalaman dan ilmu-ilmu baru menurut mereka lebih penting dicari dan didapatkan saat masih menjadi mahasiswa. Dengan bekal itu mereka sudah benar-benar siap untuk bekerja secara profesional atau bisa juga sebagai acuan untuk membuat bisnis sendiri setelah lulus.
Referensi artikel:
Sebastian, Yoris. 2010. Oh My Goodness! Buku Pintar Seorang Creative Junkies
Kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar